Oleh : Susanti
PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ) merupakan sudah menjadi kebutuhan urgen bagi manusia. Karena dengan hidup bersih dan sehat, maka dalam melaksanakan aktifitas menjadi menyenangkan. Berbeda jika sakit, untuk melakukan aktifitas seringan apapun tubuh merasa berat.
Kebersihan dan kesehatan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap insan. Namun, pada kenyataannya banyak di lingkungan pesantren tidak begitu memperhatikan hal tersebut. Padahal sudah sangat jelas terdapat hadis yang berbunyi “kebersihan adalah sebagian dari iman”. hingga dalam kitab ilmu fiqh, bab taharah (bersuci) atau yang berkaitan dengan kebersihan selalu ada pada awal pembahasan.
Kesehatan adalah awal dari segala-galanya, tanpa adanya nikmat sehat mustahil kita bisa melukukan aktivitas dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal, oleh karenanya manusia akan dapat berfikir dengan optimal untuk menciptakan sebuah gagasan apabila akal atau fikirannya dalam kondisi sehat. Karena dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula.
Namun, di kalangan pesantren . hampir seluruh kehidupan di sana dipusatkan pada tahdzib al-nafs ( membersihkan jiwa). Padahal pembersihan jiwa tidak akan terlaksana jika tidak didukung dengan kesehatan tubuh.
Bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa kehidupan di pesantren mengesampikan masalah kebersihan maupun kesehatan. Di sana para santri hidup bersama dengan orang banyak, bercampur baur dengan berbagai macam kepribadian yang berbeda. Ada diantara mereka yang mempunyai penyakit bawaan yang menular dan berbahaya bagi kesehatan. Tapi, mereka tidak mengetahuinya. Sehingga mereka dapat tertular yang akan mengakibatkan semuanya menderita penyakit yang sama dimana hal tersebut dapat menghancurkan citra pesantren itu sendiri.
Kebiasaan hidup dalam pesantren sering kali menggunakan barang secara bersamaan seperti, makan minum dengan menggunakan satu wadah. Padahal hal tersebut dapat memicu menularnya penyakit dalam yang berbahaya bagi kesehatan. Misalnya penggunaan satu gelas untuk beberapa santri tanpa dicuci itu sangat berbahaya. Apabila salah satu dari mereka ada yang mengidap penyakit menular seperti TBC maka, dapat menularkan kepada yang lain melalui gelas sisa orang tersebut.itu baru beberapa contoh kecil belum yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi.
Kesehatan reproduksi yang sangat urgen bagi remaja santri tidak boleh dikesampingkan. Namun dalam kenyataannya mereka tidak begitu memahami tentang bagaimana cara menjaga kesehatan reproduksi. Jadi sebaiknya di lingkup pesantren diadakan pembinaan tentang kesehatan, untuk melancarkan kegiatan tersebut diperlukan upaya-upaya meliputi upaya promotif, preventif serta upaya kuratif dan rehabilitative.
1) Upaya Promotif :
i. Pelatihan kader kesehatan Pondok Pesantern yaitu kegiatan pelatihan santri-santri yang berada di Pondok Pesantren untuk menjadi kader kesehatan yang akan membantu kegiatan pelayanan kesehatan di Pondok Pesantren tersebut.
ii. Penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan dan pihak Pondok Pesantren tentang pesan-pesan kesehatan guna meningkatkan pengetahuan sikap dan perilaku santri dan masyarakat Pondok Pesantren mengenai kesehatn jasmani, mental dan social.
iii. Perlombaan bidang kesehatn yaitu kegiatan yang sifatnya untuk meningkatkan minat terhadap kegiatan kesehatn di Pondok Pesantren, misalnya lomba kebersihan, lomba kesehatan dan lain-lain.
2) Upaya Preventif :
i. Imunisasi , yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pihak kesehatn dibantu pihak Pondok Pesantern dalam rangka pencegahan terhadap penyakit tertentu pada santri-santri yang masih berusia sekolah, misaln ya imunisasi DT dan TT pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
ii. Pemberantasan nyamuk dan sarangnya, adalah kegiatan pencegahan penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk dengan jenis kegiatan pemberantasan sarang nyamuk yang dilaksanakan oleh santri dan petugas serta pihak Pondok Pesantren.
iii. Kesehatan lingkungan, yaitu suatu kegiatan berupa pengawasan dan pemeliharaan lingkungan Pondok Pesantren berupa tempat pembuangan sampah, air limbah, kotoran dan sarana air bersih. Kegiatan ini bertujuan guna meningkatkan kesehatan lingkungan Pondok Pesantren.
iv. Penjaringan kesehatan santri baru guna mengetahui status kesehatan dan sedini mungkin menemukan penyakit yang diderita para santri.
v. Pemeriksaan berkala guna mengevaluasi kondisi kesehatan dan penyakit para santri di Pondok Pesantren yang dialksanakan oleh petugas kesehatn dibantu pihak Pondok Pesantren.
3) Upaya Kuratif dan rehabilitatif :
i. Pengobatan dilakukan oleh petugas kesehatan terhadap santri dan masyarakat Pondok Pesantren yang sakit yang dirujuk pihak Pondok Pesantren.
ii. Rujukan kasus yaitu kegiatan merujuk santri dan mayarakat Pondok Pesantren yang mmengidap penyakit tertentu ke fasilitas rujukan legih lanjut untuk mencegah penyakit berkembang lebih lanjut.
4) Peran serta lain yang biasanya dilakukan oleh pihak Pondok Pesantern adalah dalam hal pelayanan gizi di Pondok Pesantren dengan cara :
i. Pemantauan status gizi masyarakat Pesantren dengan kegiatan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
ii. Pemanfaatan halaman/pekarangan, yaitu memanfaatkan lahan untuk pertanian atau perikanan/peternakan guna kelengkapan gizi santri.
iii. Penanggulangan masalah gizi. Kegiatan bekerja sama dengan pihak kesehatan dalam rangka mengatasi masalah gizi utama (Gaki atau gangguan akibat kekurangan iudiom, Anemia gizi besi, Kurang Energi Protein, Kekurangan vitamin A).
iv. Pengelolaan makanan memenuhi syarat kesehatan
5) Masalah lain yang juga berhubungan dengan peran serta Pondok Pesantern guna meningkatkan derajat kesahatan masyarakat Pondok Pesantern adalah tentang kesehatan lingkungan di Pondok Pesantren yang meliputi :
i. Lingkungan dan bangunan pondok Pesantren haruslah dalam keadaan bersih tersedia sarana sanitasi yang memadai dan memenuhi syarat kesehatan., bangunan yang kukuh.
ii. Tata Ruang, sesuai dengan kebutuhan dan perencanaan.
iii. Konstruksi bangunan sesuai dengan persyaratan kesehatan.
iv. Kamar/ruang cukup untuk dihuni oleh santri dan sesuai dengan ketentuan kesehatan.
6) Keterlibatan Pondok Pesantren dalam hal kesehatan yang lain adalah tersedianya Pos Kesehatan Pesantren (Peskestren). Pos Kesehatan Pesantren yang dimaksud adalah suatu tempat dimana masyarakat warga Pondok Pesantren yang sakit dapat dengan mudah memperoleh obat untuk mengobati santri dengan murah dan bermutu. Obat-pbat yang dipakai adalah obat-obat yang diperbolehkan yaitu sesuai dengan letentuan dari pihak kesehatan. Pengelola Poskestren adalah kader yang telah dilatih yang berada di Pondok Pesantren