Isa; Antara Manusia dan Tuhan
Oleh: Irfan Sona
Perdebatan antara umat Islam dan Kristen tentang sosok nabi Isa as tidak pernah menemukan titik temu yang jelas. Masing-masing kedua pihak saling menguatkan argument mereka dengan kemampuan dan keyakinan yang mereka miliki. Meskipun umat Islam lebih mendominasi perdebatan ini, akan tetapi tidak melemahkan orang Kristen dalam menyanggah semua argumen yang dilontarkan oleh umat muslim. Sejauh ini, kedua agama ini masih belum menemukan sebuah kongklusi yang pasti tentang siapa nabi Isa sebenarnya. Apakah dia benar-benar Tuhan seperti yang orang Kristen katakana atau dia hanya seorang rasul sebagimana yang terdapat dalam al-Qur’annya orang Islam.
Jika diteliti lebih jauh lagi, sebenarnya perdebatan itu tidak terlalu penting. Apalagi jika hal itu hanya membuat perpecahan atara kedua agama ini. Sebuah perdebatan yang semestinya sudah terjawab oleh masing-masing kitab suci agama Kristen dan Islam. Dalam Injil contohnya, pada kitab perjanjian lama ini tidak ditemukan satu ayatpun yang mengatakan bahwa Isa adalah Tuhan, melainkan hanyalah manusia biasa dan seorang yang dipilih untuk menyampaikan ajaran agama Allah. Tidak cukup sampai disitu, dalam Injil karangan Yahya juga tidak ditemukan satu ayatpun yang menyebutkan bahwa Isa adalah Tuhan ataupun anak Tuhan. Isa hanya seorang rasul yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan ajaran Allah seperti nabi-nabi terdahulu. Argument ini diperkuat oleh pernyataan nabi Isa yang mengatakan bahwa dia bukanlah Tuhan, melainkan hanya seorang manusia. Namun, dia dipilih oleh Tuhan untuk menyampaikan kebenaran kepada umatnya.
Semua yang terdapat dalam kitab perjanjian lama tidak jauh berbeda dengan apa yang ada dalam al-Qur’an. Al-Qur’an sendiri membantah secara tegas tentang pernyataan yang mengatakan bahwa Isa adalah Tuhan ataupun anak Tuhan. Islam mengatakan bahwa nabi Isa adalah manusia biasa yang sama dengan manusia lainnya, beliau makan, tidur, berjalan, dan melakukan semua hal yang dilakukan manusia pada umumnya. Disamping itu, beliau juga seorang pengembala. Akan tetapi Isa adalah manusia pilihan, sama halnya dengan nabi Musa, Daud, Muhammad dan nabi-nabi lainnya. Beliau dipilih oleh Tuhan untuk menyampaikan ajaran Allah kepada manusia. Karena manusia pada saat itu berada dalam kekacauan yang luar biasa.
Umat Islam jelas benar dalam hal ini, karena mereka berpedoman pada semua kitab yang Allah turunkan. Umat Islam selalu diminta untuk beriman kepada kitab-kitab Allah, mulai dari Taurat, Zabur, Injil, dan al-Qur’an sendiri. Banyaknya sumber yang dipercayai dan dipegang oleh umat muslim jelas menempatkan mereka pada posisi teratas dalam perdebatan itu. Karena sejauh ini belum ada satu kitabpun yang mengatakan kalau Isa adalah Tuhan.
Sosok Paulus, yang mengklaim dirinya pernah bertemu nabi Isa, kemudian dia menulis injil yang biasa dikenal dengan perjanjian baru, juga tidak menyebutkan kalau Isa adalah Tuhan. Hanya saja dia membuat sebuah toeri ketuhan yang baru yaitu Tri Tunggal atau percaya kepada tiga Tuhan. Seorang Paulus yang menyimpan dari ajaran nabi Isa saja tidak menyebutkan bahwa Isa adalah Tuhan. Akan tetapi, karena dia mempercayai Tri Tunggal maka dia juga menyembah Isa. Akan tetapi, prinsip dari kedua agama ini sama, mereka tidak mengatakan kalau nabi Isa adalah Tuhan. Hanya saja ketika nabi Isa telah wafat, muncul sosok Paulus yang menyelewengkan ajaran Isa dengan prinsip Tri Tunggalnya.
Dalam teori Tri Tunggal karya Paulus, mereka diharuskan untuk percaya kepada tiga Tuhan, yaitu Tuhan bapa (Allah SWT), Tuhan Anak (Nabi Isa), dan Roh kudus (Roh yang ditiupkan kedalam rahim Maria ibunda nabi Isa. Umat Kristen yang hidup pada zaman paulus inilah yang selalu bersikeras untuk menentang argumen umat muslim. Mereka telah termakan perkataan para pastur yang menyampaikan ajaran tanpa referensi yang jelas. Para pastur yang ceramah digereja itu juga menyampaikan apa yang mereka dapatkan dari pendahulunya, tanpa mau mencari tahu kebenarannya. Berbeda dengan umat Kristen yang hidup sebelum Paulus, mereka tidak pernah mendebatkan tentang sosok nabi Isa, apakah dia manusia biasa atau Tuhan. Karena mereka percaya bahwa Isa adalah benar-benar manusia yang mendapat wahyu untuk menyampaikan ajaran Tuhannya.
Semua bentuk perdebatan antara umat Islam dan Kristen ini bisa diselesaikan apabila keduanya sama-sama mau meneliti lebih dalam lagi tentang ajaran nabi Isa. Karena dalam ajaran nabi Isa tidak akan dijumpai satu kalimatpun yang mengatakan bahwa dia adalah Tuhan ataupu anak Tuhan. Beliau selalu mengatakan bahwa dirinya hanyalah manusia biasa dan tidak boleh disembah. Hanya saja, umat paulus bersikeras menjadi dirinya sebagai Tuhan, karena dalam ajaran Paulus banyak perbedaan dari ajaran Isa. Jika Isa mengatakan dirinya bukan Tuhan, akan tetapi Paulus mengatakan bahwa Isa adalah Tuhan. Meskipun statusnya hanya sebagai Tuhan anak. Akan tetapi, hal ini menjadikan Isa sebagai Tuhan. Inilah yang membuat umat Kristen sekarang bersikeras bertahan pada argument mereka. Mereka percaya pada ajaran yang Paulus buat. Padahal ajaran tersebut jelas melenceng jauh dari apa yang Isa ajarkan. Oleh karena itu, jika perdebatan tetang Isa ini mau berakhir maka kedua pihak harus menguasai dan mencari pedoman yang jelas, yang bersumber dari ajaran yang susungguhnya yaitu nabi nabi-nabinya. Umat Islampun tidak ada salahnya memperlajari kitab injil, baik itu perjanjian baru mapun perjanjian lama. Begitu juga umat Kristen, mereka harus mempelajari isi al-Qur’an, karena dalam al-Qur’an mereka akan menemukan semua argument yang sama dengan apa yang ada pada ajaran nabi Isa. Jika hal ini bisa mereka lakukan, maka perdebatan tentang Isa akan berakhir dengan hasil yang baik. Akan tetapi, jika mereka tidak mau mencari sumber yang jelas, maka selamanya perdebatan ini tidak akan pernah berakhir.
Oleh: Irfan Sona
Perdebatan antara umat Islam dan Kristen tentang sosok nabi Isa as tidak pernah menemukan titik temu yang jelas. Masing-masing kedua pihak saling menguatkan argument mereka dengan kemampuan dan keyakinan yang mereka miliki. Meskipun umat Islam lebih mendominasi perdebatan ini, akan tetapi tidak melemahkan orang Kristen dalam menyanggah semua argumen yang dilontarkan oleh umat muslim. Sejauh ini, kedua agama ini masih belum menemukan sebuah kongklusi yang pasti tentang siapa nabi Isa sebenarnya. Apakah dia benar-benar Tuhan seperti yang orang Kristen katakana atau dia hanya seorang rasul sebagimana yang terdapat dalam al-Qur’annya orang Islam.
Jika diteliti lebih jauh lagi, sebenarnya perdebatan itu tidak terlalu penting. Apalagi jika hal itu hanya membuat perpecahan atara kedua agama ini. Sebuah perdebatan yang semestinya sudah terjawab oleh masing-masing kitab suci agama Kristen dan Islam. Dalam Injil contohnya, pada kitab perjanjian lama ini tidak ditemukan satu ayatpun yang mengatakan bahwa Isa adalah Tuhan, melainkan hanyalah manusia biasa dan seorang yang dipilih untuk menyampaikan ajaran agama Allah. Tidak cukup sampai disitu, dalam Injil karangan Yahya juga tidak ditemukan satu ayatpun yang menyebutkan bahwa Isa adalah Tuhan ataupun anak Tuhan. Isa hanya seorang rasul yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan ajaran Allah seperti nabi-nabi terdahulu. Argument ini diperkuat oleh pernyataan nabi Isa yang mengatakan bahwa dia bukanlah Tuhan, melainkan hanya seorang manusia. Namun, dia dipilih oleh Tuhan untuk menyampaikan kebenaran kepada umatnya.
Semua yang terdapat dalam kitab perjanjian lama tidak jauh berbeda dengan apa yang ada dalam al-Qur’an. Al-Qur’an sendiri membantah secara tegas tentang pernyataan yang mengatakan bahwa Isa adalah Tuhan ataupun anak Tuhan. Islam mengatakan bahwa nabi Isa adalah manusia biasa yang sama dengan manusia lainnya, beliau makan, tidur, berjalan, dan melakukan semua hal yang dilakukan manusia pada umumnya. Disamping itu, beliau juga seorang pengembala. Akan tetapi Isa adalah manusia pilihan, sama halnya dengan nabi Musa, Daud, Muhammad dan nabi-nabi lainnya. Beliau dipilih oleh Tuhan untuk menyampaikan ajaran Allah kepada manusia. Karena manusia pada saat itu berada dalam kekacauan yang luar biasa.
Umat Islam jelas benar dalam hal ini, karena mereka berpedoman pada semua kitab yang Allah turunkan. Umat Islam selalu diminta untuk beriman kepada kitab-kitab Allah, mulai dari Taurat, Zabur, Injil, dan al-Qur’an sendiri. Banyaknya sumber yang dipercayai dan dipegang oleh umat muslim jelas menempatkan mereka pada posisi teratas dalam perdebatan itu. Karena sejauh ini belum ada satu kitabpun yang mengatakan kalau Isa adalah Tuhan.
Sosok Paulus, yang mengklaim dirinya pernah bertemu nabi Isa, kemudian dia menulis injil yang biasa dikenal dengan perjanjian baru, juga tidak menyebutkan kalau Isa adalah Tuhan. Hanya saja dia membuat sebuah toeri ketuhan yang baru yaitu Tri Tunggal atau percaya kepada tiga Tuhan. Seorang Paulus yang menyimpan dari ajaran nabi Isa saja tidak menyebutkan bahwa Isa adalah Tuhan. Akan tetapi, karena dia mempercayai Tri Tunggal maka dia juga menyembah Isa. Akan tetapi, prinsip dari kedua agama ini sama, mereka tidak mengatakan kalau nabi Isa adalah Tuhan. Hanya saja ketika nabi Isa telah wafat, muncul sosok Paulus yang menyelewengkan ajaran Isa dengan prinsip Tri Tunggalnya.
Dalam teori Tri Tunggal karya Paulus, mereka diharuskan untuk percaya kepada tiga Tuhan, yaitu Tuhan bapa (Allah SWT), Tuhan Anak (Nabi Isa), dan Roh kudus (Roh yang ditiupkan kedalam rahim Maria ibunda nabi Isa. Umat Kristen yang hidup pada zaman paulus inilah yang selalu bersikeras untuk menentang argumen umat muslim. Mereka telah termakan perkataan para pastur yang menyampaikan ajaran tanpa referensi yang jelas. Para pastur yang ceramah digereja itu juga menyampaikan apa yang mereka dapatkan dari pendahulunya, tanpa mau mencari tahu kebenarannya. Berbeda dengan umat Kristen yang hidup sebelum Paulus, mereka tidak pernah mendebatkan tentang sosok nabi Isa, apakah dia manusia biasa atau Tuhan. Karena mereka percaya bahwa Isa adalah benar-benar manusia yang mendapat wahyu untuk menyampaikan ajaran Tuhannya.
Semua bentuk perdebatan antara umat Islam dan Kristen ini bisa diselesaikan apabila keduanya sama-sama mau meneliti lebih dalam lagi tentang ajaran nabi Isa. Karena dalam ajaran nabi Isa tidak akan dijumpai satu kalimatpun yang mengatakan bahwa dia adalah Tuhan ataupu anak Tuhan. Beliau selalu mengatakan bahwa dirinya hanyalah manusia biasa dan tidak boleh disembah. Hanya saja, umat paulus bersikeras menjadi dirinya sebagai Tuhan, karena dalam ajaran Paulus banyak perbedaan dari ajaran Isa. Jika Isa mengatakan dirinya bukan Tuhan, akan tetapi Paulus mengatakan bahwa Isa adalah Tuhan. Meskipun statusnya hanya sebagai Tuhan anak. Akan tetapi, hal ini menjadikan Isa sebagai Tuhan. Inilah yang membuat umat Kristen sekarang bersikeras bertahan pada argument mereka. Mereka percaya pada ajaran yang Paulus buat. Padahal ajaran tersebut jelas melenceng jauh dari apa yang Isa ajarkan. Oleh karena itu, jika perdebatan tetang Isa ini mau berakhir maka kedua pihak harus menguasai dan mencari pedoman yang jelas, yang bersumber dari ajaran yang susungguhnya yaitu nabi nabi-nabinya. Umat Islampun tidak ada salahnya memperlajari kitab injil, baik itu perjanjian baru mapun perjanjian lama. Begitu juga umat Kristen, mereka harus mempelajari isi al-Qur’an, karena dalam al-Qur’an mereka akan menemukan semua argument yang sama dengan apa yang ada pada ajaran nabi Isa. Jika hal ini bisa mereka lakukan, maka perdebatan tentang Isa akan berakhir dengan hasil yang baik. Akan tetapi, jika mereka tidak mau mencari sumber yang jelas, maka selamanya perdebatan ini tidak akan pernah berakhir.